UT | Pendidikan Agama Islam | MINGGU 2

PERHATIAN!!!
Postingan ini dibuat untuk teman-teman yang masih lupa pada pelajaran sebelumnya karena forum diskusi telah ditutup. Saya menyimpan jawaban pada setiap diskusinya. Dan ini adalah jawaban saya. Semoga bermanfaat.
Inisiasi 2

Pada inisiasi 2 ini membahas tentang Hakikat, Martabat, dan Tanggung Jawab Manusia. Materi yang disajikan ini meruapakn garis besar dari topik  di atas.Untuk itu Anda harus mempelajari dengan seksama materi modul 2 (MKDU4221)

Zat yang bersifat lahir dan gaib itu menentukan postur manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. Manusia mempunyai anggota badan, khususnya otak dan jantung yang berfungsi sebagai mekanisme biologi, yaitu seperangkat subsistem di dalam sistem tubuh manusia untuk menunjukkan keberadaannya (eksistensinya).
Susunan anggota badan manusia (fisik) sebenarnya sangat kompleks, tidak hanya terdiri dari otak dan jantung saja, yang masing-masing anggota badan satu sama lain dihubungkan melalui susunan syaraf yang sangat kompleks pula. Keadaan itu pun masih menggambarkan manusia yang kurang lengkap, karena kelengkapan manusia tidak hanya dari wujud fisiknya saja, akan tetapi juga dari kenyataan nonfisik yang justru tidak dimiliki oleh makhluk lain. Seperti ruh dan jiwa yang memerankan adanya proses berpikir, merasa, bersikap dan berserah diri serta mengabdi yang merupakan mekanisme, kejiwaan manusia sebagai makhluk Allah.
Kedua mekanisme yang terdapat pada manusia, yaitu mekanisme biologi yang berpusat pada jantung (sebagai pusat hidup) dan mekanisme kejiwaan yang berpusat pada otak (otak sebagai lembaga pikir, rasa, dan sikap sebagai pusat kehidupan).
Gambaran bahwa manusia merupakan makhluk yang sempurna, mungkin dapat dilihat dari kemampuannya untuk menentukan tujuan hidup. Tujuan hidup itu berdasarkan satu tata nilai yang memberikan corak pada seluruh kehidupan manusia yang terdiri dari proses mengetahui, mengalami, memikirkan, merasakan, dan membentuk sikap tertentu yang akhirnya tersusun pada suatu pola perilaku yang dapat menghasilkan karya manusia,  baik yang bersifat fisik maupun bersifat nonfisik. Tinggi rendahnya derajat kemampuan, sempit luasnya cakupan tergantung pada kapasitas otak (Q.S. Al-Mu'min (40) : 35), melalui pusat susunan syaraf (terletak pada sumsum tulang belakang) sehingga memungkinkan seluruh anggota badan berfungsi dalam rangka pencapaian cita-cita. Cita-cita tersebut sering kali diistilahkan dengan akhlakul karimah atau perilaku yang baik.
Manusia ialah makhluk yang utama dan terutama di antara semua makhluk yang ada. Keutamaan manusia dapat dilihat dengan adanya potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia, yang tidak terdapat pada makhluk lain. Dengan kelebihan itu manusia dijadikan sebagai khalifah Allah di bumi.
Kedudukan manusia sebagai khalifah Allah inilah, yang menjadikan mereka mempunyai sejumlah hak dan kewajiban. Hak di sini adalah suatu imbalan dari kewajiban-kewajiban yang telah ditunaikannya. Kewajiban dalam konteks dengan hukum Islam, berarti pekerjaan yang akan mendapat sanksi hukum apabila ditinggalkan.
Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk yang paling mulia. Sesuai dengan namanya manusia adalah makhluk yang mempunyai naluri berperasaan, berkelompok, dan berpribadi. Selain itu manusia memiliki sifat pelupa atau  cenderung memilih berbuat kesalahan. Dari sifat-sifatnya itu posisi manusia akan berbalik menjadi makhluk yang paling hina, bahkan lebih hina dari binatang.

Manusia diciptakan untuk mengelola dan memanfaatkan alam untuk mencapai kehidupan materi yang sejahtera dan bahagia di dunia, sekaligus dengan demikian ia dapat melaksanakan tugas beribadah kepada Pencipta untuk mencapai kebahagiaan immateri di akhirat kelak. Fungsi ganda manusia itu dikenal dalam istilah agama sebagai fungsi kekhalifahan dan kehambaan (untuk mengabdi dan beribadah).

---------------------------------------

DISKUSI 2
1. Hakikat manusia menurut ajaran Islam
  • Sebagai Hamba Allah, sebagai hamba manusia wajib menjalankan perintah ibadah seperti shalat wajib, puasa Ramadhan, zakat dan haji dengan segenap hati dan ikhlas karena Allah SWT.
  • Sebagai Khalifah, seperti yang telah disebutkan dalam Firman Allah : "Wahai Daud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu. Karena akan menyesakan engkau dari jalan Allah..." (QS Sad:26)
  • Sebagai Bani Adam, manusia disebut sebagai Bani Adam atau keturunan Adam agar tidak terjadi kesalah pahaman bahwa manusia merupakan hasil evolusi dari kera sebagaimana disebutkan oleh Charles Darwin. Dalam Alqur’an Allah SWT berfirman : “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu ingat. Hai anak Adam janganlah kamu ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, …” (QS : Al araf 26-27).


2. Martabat manusia menurut ajaran islam
Martabat saling berkaitan dengan Maqam, Maqam merupakan tingkatan martabat seorang hamba terhadap Allah SWT. Tingkatan martabat seseorang hampa terhadap Allah mesti mengikuti beberapa proses, yaitu :
  • Bertaubat.
  • Memelihara diri dari perbuatan yang haram.
  • Merasa miskin diri dari segalanya.
  • Meninggalkan kesenangan dunia.
  • Meningkatkan kesabaran atas takdir yang diberikan Allah SWT.
  • Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
  • Melazimkan muraqabah atau instropeksi diri.
  • Merenungkan kebesaran Allah SWT.
  • Selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan selalu mengingatnya.
  • Memiliki rasa takut hanya kepada Allah SWT.


3. Tanggung jawab manusia menurut ajaran Islam
  • Tanggung jawab terhadap diri sendiri, seperti merawat diri dan tidak memakai narkoba.
  • Tanggung jawab terhadap keluarga, keluarga merupakan masyarakat kecil yang mana teridi dari ayah, ibu, anak-anak dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga.
  • Tanggung jawab terhadap masyarakat, pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial.
  • Tanggung jawab terhadap Tuhan, tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang telah dituangkan dalam berbagai kitab suci masing-masing agama.



Comments