UT | Pendidikan Agama Islam | MINGGU 5

PERHATIAN!!!
Postingan ini dibuat untuk teman-teman yang masih lupa pada pelajaran sebelumnya karena forum diskusi telah ditutup. Saya menyimpan jawaban pada setiap diskusinya. Dan ini adalah jawaban saya. Semoga bermanfaat.
INISIASI 5
Agama sebagai Sumber Moral dan Akhlak Mulia dalam Kehidupan

Agama dalam bahasa Indonesia, religion dalam bahasa Inggris, dan di dalam bahasa Arab merupakan sistem kepercayaan yang meliputi tata cara peribadatan hubungan manusia dengan Sang Mutlak, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam lainnya yang sesuai dengan kepercayaan tersebut.
Dalam studi agama, para ahli agama mengklasifikasikan agama ke dalam pelbagai kategori. Menurut al-Maqdoosi agama diklasifikasikan menjadi 3 kategori: 1) agama wahyu dan non-wahyu, 2) agama misionaris dan non-misionaris, dan 3) agama lokal dan universal.
Berdasarkan klasifikasi manapun diyakini bahwa agama memiliki peranan yang signifikan bagi kehidupan manusia karena di dalamnya terdapat seperangkat nilai yang menjadi pedoman dan pegangan manusia. Salah satunya adalah dalam hal moral.
Moral adalah sesuatu yang berkenaan dengan baik dan buruk. Tak jauh berbeda dengan moral hanya lebih spesifik adalah budi pekerti. Akhlak adalah perilaku yang dilakukan tanpa banyak pertimbangan tentang baik dan buruk. Adapun etika atau ilmu akhlak kajian sistematis tentang baik dan buruk. Bisa juga dikatakan bahwa etika adalah ilmu tentang moral. Hanya saja perbedaan antara etika dan ilmu akhlak (etika Islam) bahwa yang pertama hanya mendasarkan pada akal, sedangkan yang disebut terakhir mendasarkan pada wahyu, akal hanya membantu terutama dalam hal perumusan.
Di tengah krisis moral manusia modern (seperti dislokasi, disorientasi) akibat menjadikan akal sebagai satu-satunya sumber moral, agama bisa berperan lebih aktif dalam menyelamatkan manusia modern dari krisis tersebut. Agama dengan seperangkat moralnya yang absolut bisa memberikan pedoman yang jelas dan tujuan yang luhur untuk membimbing manusia ke arah kehidupan yang lebih baik.
Akhlak dalam praktiknya ada yang mulia disebut akhlak mahmudah dan ada akhlak yang tercela yang disebut akhlak madzmumah. Akhlak mulia adalah akhlak yang sesuai dengan ketentuan-ketentuanan yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya sedangkan akhlak tercela ialah yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah dan rasul-Nya. Kemudian dari pada itu, kedua kategori akhlak tersebut ada yang bersifat batin dan ada yang bersifat lahir. Akhlak batin melahirkan akhlak lahir.
Menurut al-Ghazali sendi akhlak mulia ada empat: hikmah, amarah, nafsu, keseimbangan di antara ketiganya. Keempat sendi tersebut melahirkan akhlak-akhlak berupa: jujur, suka memberi kepada sesama, tawadlu, tabah, tinggi cita-cita, pemaaf, kasih sayang terhadap sesama, menghormati orang lain, qana’ah, sabar, malu, pemurah, berani membela kebenaran, menjaga diri dari hal-hal yang haram. Sedangkan empat sendi akhlak batin yang tercela adalah keji, bodoh, rakus, dan aniaya. Empat sendi akhlak tercela ini melahirkan sifat-sifat berupa: pemarah, boros, peminta, pesimis, statis, putus asa.
Akhlak mulia dalam kehidupan sehari diwujudkan baik dalam hubungannya dengan Allah – akhlak terhadap Allah, antara lain: tauhid, syukur, tawakal, mahabbah; hubungannya dengan diri sendiri – akhlak terhadap diri sendiri, antara lain: kreatif dan dinamis, sabar, iffah, jujur, tawadlu; dengan orang tua atau keluarga – akhlak terhadap orang tua, antara lain: berbakti, mendoakannya, dll.; hubungannya dengan sesama – akhlak terhadap sesama atau masyarakat, antara lain: ukhuwah, dermawan, pemaaf, tasamuh; dan hubungannya dengan alam – akhlak terhadap alam, antara lain: merenungkan, memanfaatkan.

Terakhir diperbaharui: Senin, 26 September 2016, 07:54

----------------------------

DISKUSI 5
Selasa, 5 September 2017, 09:37
1) Jelaskan pengertian agama baik secara etimologis maupun secara terminologis?
2) Jelaskan klasifikasi agama menurut al-Maqdoosi!
3) Jelaskan pengertian moral, budi pekerti, akhlak, etika dan hubungan di antara semuanya!
4) Meskipun akal bisa dijadikan sumber akhlak, akan tetapi ia tetap agama adalah sumber yang mutlak. Mengapa? Jelaskan!
5) Jelaskan pengertian agama sebagai sumber akhlak!

Jawaban

1. Pengertian Agama
a. Pengertian Agama secara etimologis
Secara bahasa istilah Agama dikenal dalam tiga macam; agama, religi, ad diin. Dalam pemaknaan, ada dua perbedaan pendapat;
                            i.       Menurut sidi gazalba, ketiganya berbeda, Ad diin memiliki arti yang lebih luas dari kedua istilah tersebut. Agama dan religi bermakna hubungan manusia dan tuhan saja, tapi ad diin selain itu juga membicarakan tentang hubungan manusia dan manusia.
                          ii.       Menurut H. Endang Saifuddin Ansary dan faisal ismail, ketiganya sama, hanya beda asal bahasanya, agama dari bahasa sansekerta, religi dari bahasa eropa/inggris, ad-diin dari bahasa arab.

b. Pengertian Agama secara terminologi
a). Menurut budiman, agama memiliki dua dimensi;
i.      Sebagai kepercayaan, yakni percaya pada sesuatu yang ghoib dan adanya hari akhirat yang kekal.
ii.     Sebagai sesuatu yang mempengaruhi kehidupan manusia, sehingga agama identik dengan budaya.
b). Menurut Abul A’la Al maududi, agama memiliki 4 pengertian;
i.           Penyerahan diri pada yang lebih berkuasa
ii.         Penghambaan diri yang lemah kepada yang lebih kuat
iii.        Peraturan yang harus dipatuhi (undang-undang, hukum)
iv.       Perhitungan, pembalasan perbuatan manusia,

2. Klasifikasi agama menurut al-Maqdoosi menjadi 3 kategori :
  • a) agama wahyu dan non-wahyu : Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan sedangkan agama bukan wahyu tidak demikian. Agama wahyu beriman kepada Nabi, sedangkan agama bukan wahyu tidak. Dalam agama wahyu sumber utama tuntunan baik dan buruk adalah kitab suci yang diwahyukan, sedangkan agama bukan wahyu kitab suci tidak penting.
  • b) agama misionaris dan non-misionaris, agama Nasrani maupun Buddhisme, ditinjau dari segi ajarannya yang asli, bukanlah tergolong agama missionary, sebagaimana juga agama-agama lainnya (selain Islam). Jadi menurut kesimpulan al-Masdoosi hanya Islam sajalah ajarannya yang asli merupakan agama missionary. Namun dalam perkembangan ternyata kemudian bahwa baik agama Nasrani maupun Buddhisme menjadi agama missionary.
  • c) agama lokal dan universal : Klasifikasi agama Rasial Geografikal ditinjau dari segi rasial dan geografikal agama-agama di dunia ini dapat dibagi atas: Semitik, Arya, Monggolian.


3. Pengertian moral, budi pekerti, akhlak, etika dan hubungan di antara semuanya.
a. Moral
Moral adalah ajaran tentang tindakan seseorang yang dalam hal sipat, perangai, kehendak pendapat, atau perbuatan yang secara layak dapat di katakan benar atau salah, baik atau buruk. Tindakan yang umum sesuai dengan dan diterima oleh lingkungan tertentu atau kesatuan sosial tertentu.
b. Budi Pekerti
Perpaduan dari hasil akal dan rasa yang berwujud pada karsa dan tingkah laku manusia.
c. Akhlak
Akhlak adalah suatu keadaa yang tertanam dalam jiwa berupa keinginan kuat yang melahirkan perbuatan-perbuatan secara langsung dan berturut-turut tanpa memikirkan pemikiran lebih lanjut.
d. Etika
Secara istilah etika adalah ilmu yang membicarakan tentang tingkah laku manusia. Etika sebagai tingkah laku perbuatan manusia di pandang dari segi nilai baik dan buruk sejauh yang dapat di tentukan akal.
e. Hubungan diantara semuanya
Etika bersumber pada rasio sedangkn akhlak bersumber pada Al qur'an dan Hadis sementara rasio adalah pendukung terhadap apa yg telah di kemukakan oleh Al qur'an dan Hadist. Sementara moral dan susila atau budi pekerti pada umumnya berdasarkan pada ketentuan atau kebiasaan umum yg berlaku di masyarakat. Selain itu, etika (ilmu akhlak) bersifat teoretis sementara moral, susila, akhlak lebih bersipat praktis, artinya moral itu berbicara soal mna yg baik dan mana yang buruk, susila berbicara mana yang tabu dan mana yang tidak tabu. Akhlak berbicara soal baik buruk, benar salah, layak tidak layak. Sementara etika lebih berbicara kenapa perbuatan itu di katakn baik atau kenapa perbuatan itu di katakn buruk. Etika menyelidiki memikirkan dan mempertimbangkn tentang yang baik dan buruk, moral menyatakan ukuran yang baik tentang tindakan itu dalam kesatuaan sosial tertentu. Akhlak bersumber pada wahyu maka ia tidak bisa berubah, akhlak dalam Islam bersipat tetap tidak bisa di ubah-ubah oleh pemikiran manusia. Apa yang di katakan baik oleh Al qur'an dan apa yg di katakan buruk oleh Hadis maka sampai kapanpun akan tetap berlaku. Meskipun demikian, karena ayat-ayat Al qur'an terbatas dan Hadist juga terbatas pula sedangkan kehidupan manusia terus berubah  dan terus berkembang, maka tidak setiap apa yang di temukan dalam masyarakat secara otomatis langsung ada jawabannya di dalam Al qur'an atau Hadist.
Meskipun akhlak dan Islam bersumber kepada Al qur'an dan sunnah, sementara Etika, moral, dll bersumber pada akal atau budaya setempat, tetap saja bahwa semuanya mempunyai keterkaitan yang sangat erat.

4. Meskipun akal bisa dijadikan sumber akhlak, akan tetapi ia tetap agama adalah sumber yang mutlak. Mengapa? Jelaskan!
Akal tidak dapat dijadikan sumber utama akhlak manusia, karena akal manusia bisa dibutakan oleh dunia. Sumber akhlak yang utama adalah Al-qur'an dan Hadits, Al-qur'an adalah sumber akhlak yang datangnya dari Allah. Sedangkan Hadits adalah sumber akhlak yang datangnya dari Rosulullah sebagai penjelas Al-qur'an, Al-qur'an dan Hadits tidak akan dibutakan oleh dunia, sehingga Al-qur'an dan Hadits dapat dijadikan sumber akhlaK yang utama sebagaimana yang tersebut dalam surat Al-qur'an, surat al-ahzab ayat 21 yang artinya :
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

5. Pengertian Agama sebagai sumber Akhlak
Agama bukan hanya mengatur ritual Ibadah kepada tuhan saja. Namun Agama juga berfungsi untuk mengatur sikap manusia kepada sesama. Sikap kepada sesama dengan niat untuk berbuat baik ini disebut dengan Akhlak.
Al-Quran memuat banyak tuntunan bagaimana seorang yang beragama harus bersikap. Dalam ayat-ayat tersebut diajarkan agar kita harus selalu bersikap dengan baik. Misalnya adalah ayat Al-Quran dalam Surat Al-Isra 23 yang berbunyi:
“Janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
Maka dalam berbincang dan bersikap kepada orang tua kita harus menghormati mereka.
Akhlak yang baik tidak terbatas pada ucapan yang enak didengar atau tindakan yang menyenangkan saja, namun juga dalam kejujuran dalam interaksi dengan sesama manusia. Misalnya adalah Surat An-Nisa ayat 29 yang melarang berbuat curang dalam berdagang. Ayat tersebut berbunyi :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”

---------------------------------------

Tugas 2 Pendidikan Agama Islam

Soal :
  1. Jelaskan pengertian akhlak mulia dan akhlak tercela!
  2. Sebutkan dan jelaskan sendi-sendi akhlak mulia dan akhlak tercela menurut Imam al-Ghazali!
  3. Sebutkan sebagian akhlak terhadap Allah! Jelaskan dan tulis sebagian ayat al-Qur’an yang berkaitan dengannya!
  4. Mengapa kita harus berakhlak mulia kepada orang tua? Tulis ayat al-Qur’an yang berkaitan dengannya!
  5. Jelaskan pengertian tasamuh, taawun, dan musawah diserta ayat al-Qur’an!
  6. Bagaimana perwujudan akhlak terhadap alam?
Jawaban :

1. Akhlak mulia adalah akhlak yang sesuai dengan ketentuan-ketentuanan yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya sedangkan akhlak tercela adalah yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah dan rasul-Nya.

2. Empat sendi Akhlak batin yang mulia menurut Imam Al-Ghazali antara lain :
  • Ilmu yang berwujud hikmah, yaitu kebijaksanaan yang artinya adalah keadaan jiwa yang bisa menentukan antara hal-hal yang benar dan hal-hal yang salah.
  • Amarah yang wujudnya adalah berani, keadaan kekuatan amarah yang tunduk kepada akal pada waktu dinyatakan atau dikekang.
  • Nafsu syahwat (keinginan) yang wujudnya adalah iffah, yaitu keadaan syahwat yang terdidik oleh akal.
  • Keseimbangan antara ilmu, amarah, dan nafsu yang wujudnya adalah adil, yakni kekuatan jiwa yang menuntun amarah dan keinginan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh hikmah (kebaikan dan kebijaksanaan).
Dari empat sendi akhlak tersebut akan melahirkan perbuatan-perbuatan yang baik, yaitu jujur, suka memberi kepada sesama, tawadu, tabah, tinggi cita-cita, pemaaf, kasih sayang terhadap sesama, menghormati orang lain, qona’ah, sabar, malu, pemurah, berani membela kebenaran, menjaga diri dari hal-hal yang haram.

Empat sendi akhlak batin yang tercela menurut Imam al-Ghazali antara lain :
  • Keji, pintar busuk, bodoh, yaitu keadaan jiwa yang terlalu pintar atau tidak menentukan yang benar diantara yang salah karena bodohnya.
  • Berani tapi sembrono, penakut, dan lemah, yaitu kekuatan amarah yang tidak bisa dikekang atau tidak pernah dilakukan, sekalipun sesuai dengan kehendak akal.
  • Rakus dan statis, yaitu keadaan syahwat yang tidak terdidik oleh akal dan syariat agama, berarti ia bisa berlebihan atau sama sekali tidak berfungsi.
  • Aniaya, yaitu kekuatan syahwat dan amarah yang tidak terbimbing oleh hikmah.

Keempat sendi akhlak tercela itu akan melahirkan berbagai perbuatan tercela yang dikendalikan oleh hawa nafsu seperti sombong, riya, mencaci maki, khianat, dusta, dengki, keji, serakah, ujub, pemarah, malas, mmembukakan aib, kikir, dll. yang kesemuanya akan mendatangkan malapetaka baik bagi pribadi maupun bagi masyarakat.


3. Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap yang harus dilakukan oleh manusia

Ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah:

a. Karena Allah-lah yang mencipatakan manusia. Difirmankan oleh Allah dalam surat At-Thariq ayat 5-7. sebagai berikut :

فَلْيَنْظُرِ الْاِنْسَانِ مِمَّا خُلِقَ(٥) خُلِقَ مِنْ مَّاءٍ دَافِقٍ(٦) يَّخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَآئِبِ(٧)

Artinya : “5. Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan. 6. Dia diciptakan dari air (mani) yang berpancar. 7. Yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada.” (At-Thariq ayat 5-7)

b. Karena Allah-lah yang telah memberikan perlengkapan panca indera, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, disamping anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia. Firman Allah dalam surat, An-Nahl ayat, 78.

وَاللَّهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْ بُطُوْنِ اُمَّهَتِكُمْ لَاتَعْلَمُوْنَ شَيْئًاوَّجَعَلَ لَكُمُالسَّمْعَ وَالْاَبْصَارَوَالْاَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ(٧٨)

Artinya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur.” (An-Nahl ayat, 78)

c. Karena Allah-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia. Firman Allah dalam surat Al-Jasiyah ayat 12-13.

اللَّهُ الَّذِيْ سَخَّرَ لَكُمُ الْبَحْرَ لِتَجْلرِيَ الْفُلْكُ فِيْهِ بِاَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوْامِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ(١٢) وَسَخَّرَ لَكُمْ مَّافِى السَّمَوَتِ وَمَا فِى الْاَرضِ جَمِيْعًّامِّنْهُ اِنَّ فِيْ ذَلِكَ لَاَيَتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ(١٣)

Artinya : 12. Allah lah yang menundukkan laut untukmu agar kapal-kapal dapat berlayar diatasnya dengan perintah-Nya, dan agar kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur. 13. Dan Dia menundukkan apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir. (Al-Jasiyah ayat 12-13)

d. Allah-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan, daratan dan lautan. Firman Allah dalam surat Al-Israa' ayat, 70.

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْ اَدَمَ وَحَمَلْنَهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَهُمْ مِّنَ الطَّيِّبَتِ وَفَضَّلْنَهُمْ عَلَ كَشِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا(٧٠)

Artinya : 70. Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka didarat dan dilaut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka diatas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna. (Al-Israa' ayat, 70)


4. Berakhlak mulia merupakan sikap terpuji yang wajib dimiliki oleh setiap manusia terutama umat muslim, baik berakhlak mulia terhadap Allah SWT, berakhlak mulia terhadap orang lain, dan berakhlak mulia terhadap orangtua.

Berakhlak mulia terhadap orangtua, merupakan sikap wajib yang harus kita berikan kepada orangtua, hal ini memiliki alasan, diantarnaya karena berakhlak mulia terhadap orangtua merupakan salah satu bentuk penghormatan dan pengabdian kita sebagai anak terhadap orangtua serta merupakan bentuk mentaati aturan dan perintah yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Berikut dalil berakhlak mulia terhadap orangtua :

وَقَضَى رَبُّكَ اَلَّاتَعْبُدُوْااِلَّا اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَنًا اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْنَ كَالْكِبَرَاَحَدُ هُمَا اَوْكِلَهُمَا فَلَاتَقُلْ لَّهُمَا اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْ هُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْ لًاكَرِيْمًا(٢٣)

Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". ( Qs. Al-Isra' : 23 - 24 )

5. Tasamuh
a. Secara bahasa, tasamuh artinya toleransi, tenggang rasa atau saling mengharagai.
b. Secara istilah, tasamuh artinya suatu sikap yang senantiasa saling menghargai antar sesama manusia.

Toleransi terhadap sesama muslim adalah kewajiban yang harus dilakukan sebagai wujud persaudaraan yang diikat oleh tali akidah yang sama.

لايؤمن احدكم حتى يحب لاخخيه مايحب لنفسه

Artinya: "Tidaklah beriman seseorang diantara kamu hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai saudaranya sendiri." (HR. Bukhari)

Taawun

Ta’awun menurut bahasa yang artinya Saling menolong

Al-Qur’an menganjurkan untuk melakukan Ta’awun . Hal ini ditegaskan dalam QS. Al-Maidah: 2

...وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَا وَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْ وَانِ وَاتَّقُوااللَّهَ اِنَّاللَّهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ (٢)

Artinya:“ tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya.”

Musawah

Musawah adalah pengungkapan kalimat yang maknanya sesuai dengan banyaknya kata-kata, kata katanya sesuai dengan luasnya makna yang dikehendaki, tidak ada penambahan ataupun pengurangan.

Contoh-Contoh :
a. Allah Swt.berfirman :

وَمَا تُقُدِّ مُوْالِاَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوْ عِنْدَاللَّهِ...
Artinya : Dan segala kabaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) disisi Allah.(QS.Al-Baqarah ;110).

b. An-Nabighah Adz-Dzubyani berkata :

فَإِنَّكَ كَالَّيْلِ الَّذِيْ هُوَ مُدْرِكِيْ وَإِنْ خِلْتَ أَنَّ الْمُنْتَأَى عَنْكَ وَاسِعٌ

Sesungguhnya kamu itu seperti malam yang dapat mengejarku sekali pun engkau menduga bahwa menghindar darimu banyak tempat yang luas.

6. Perwujudan akhlak terhadap alam seperti :
  • Menjaga alam dengan cara tidak mengekspoitasi sumber daya alam secara berlebihan yang berpotensi merusak alam.
  • Membuang sampah atau limbah pada tempatnya.
  • Mengingatkan umat lainnya agar menjaga lingkungan bila melihat umat lainnya merusak alam.

Comments